Kisah Teladan Para Sahabat : Susu Yang Tak Pernah Habis

Kita sering mendengar kisah teladan para sahabat nabi. Salah satunya adalah kisah Abu Hurairah, salah satu penghafal hadits yang sangat mumpuni. Abu Hurairah yang namanya berarti 'bapak kucing' karena ke mana pun ia pergi selalu menyukai kucing, memiliki kisah berharga tentang keikhlasan.
Putus Asa oleh Kelaparan
Suatu saat, Abu Hurairah pernah tidak makan selama tiga hari. Ia berusaha mencari simpati sahabat nabi yang lain. Abu Hurairah berdiri di pintu masjid. Saat itulah, Abu Bakar terlihat. Abu Hurairah mendekatinya dan bertanya tentang arti ayat Al Quran yang memerintahkan pemberian makan kepada fakir-miskin.
Sebenarnya, Abu Hurairah ingin memberi sinyal kepada Abu Bakar agar sahabat terdekat Nabi tersebut mau menyediakan makanan untuknya. Akan tetapi, Abu Bakar hanya menerangkan arti ayat tersebut, lantas pergi. Betapa kesalnya Abu Hurairah, tapi apa boleh buat.
Tidak lama kemudian, datanglah Umar. Abu Hurairah segera bertanya tentang hal yang ditanyakannya kepada Abu Bakar. Akan tetapi, sama seperti Abu Bakar, Umar pun berlalu. Tentu saja Abu Hurairah kesal. Ia memang tidak biasa meminta makanan secara langsung. Abu Hurairah pun putus asa. Saat menyerah itulah, ia mendengar suara lembut memanggilnya.
Bantuan Setelah Terdesak
Ternyata, Nabi datang ke arahnya sambil tersenyum. Nabi bertanya, “Abu Hurairah, kau lapar?”
Abu Hurairah pun mengakui kelaparannya. Nabi berkata bahwa di rumah beliau juga tidak ada makanan, hanya ada secawan susu. Bukannya meminta Abu Hurairah berbuat sesuatu, Nabi malah memerintahkan Abu Hurairah mencari beberapa orang yang barangkali kelaparan sepertinya di sekitar masjid.
Abu Hurairah semakin penasaran. Mana mungkin susu secawan bisa diminum berdua dengan Nabi? Bahkan, Nabi malah memintanya menambah orang. Akan tetapi, Abu Hurairah tidak enak membantah Nabi. Ia berhasil mengumpulkan enam orang yang segera diajaknya ke rumah Nabi.
Di sana, Nabi mengatur pola duduk sedemikian rupa sehingga Abu Hurairah ada di bagian paling jauh dari Nabi. Mulailah Nabi memberikan cawan susu kepada satu persatu orang yang dicari Abu Hurairah. Setiap orang dipersilakan meneguk susu tersebut beberapa kali sampai mereka merasa kenyang.
Tentu saja, karena terletak di bagian paling ujung, Abu Hurairah kembali mengeluh. Jangan-jangan, saat di tangannya, susu sudah habis. Nabi tersenyum dan mempersilakan Abu Hurairah meminum pula. Ajaib, susu itu tidak habis-habis. Barulah ketika Nabi meminum susu tersebut (Nabi mendapat giliran terakhir), susu habis.
Berserah Diri kepada Allah
Kisah tersebut sebenarnya merupakan “ujian” bagi Abu Hurairah. Ia harus menahan derita lapar dengan menyerahkan diri kepada Allah. Kecurigaan Abu Hurairah terhadap susu yang akan habis sebenarnya tidak perlu karena di balik kesusahan pasti ada kemudahan.
Dalam kisah tersebut, kita juga bisa bersimpulan bahwa hanya Allah-lah tempat bergantung. Manusia seperti Abu Bakar dan Umar hanyalah perantara. Jika Allah tidak mengizinkan mereka membantu Abu Hurairah, mereka tidak akan membantu seperti yang ada dalam kisah tersebut.

Anneahira.com

Related Post:

2 comments:

Mistersun said...

Kisah Abu Hurairah dengan semangkok susu ini terjadi tahun ke berapa/di masa apa?

baca juga Kisah Rasulullah Memuji Nasehat Ummu Salamah di http://www.thelandstory.com/2016/04/menyuruh-tidak-harus-selalu-dengan.html

Unknown said...

kapan ya?

Post a Comment